Panen Padi dalam Pot di Desa Cimaragas: Gerakan Kecil yang Menginspirasi Kesadaran Iklim



Satu bulan telah berlalu sejak warga Desa Cimaragas, Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis, berkumpul di Dusun Rancagede untuk sebuah kegiatan sederhana namun penuh makna: panen padi dalam pot. Bagi sebagian orang, menanam padi mungkin identik dengan hamparan sawah luas, genangan air, dan aktivitas bertani yang membutuhkan banyak ruang. Namun tidak bagi masyarakat Cimaragas. Pada 10 Oktober 2025 lalu, mereka membuktikan bahwa padi dapat tumbuh subur meski hanya bermodalkan pot di halaman rumah.

Kegiatan panen yang digagas Pemerintah Desa Cimaragas ini bukan sekadar aktivitas pertanian biasa. Ia merupakan bagian dari gerakan mendukung Program Kampung Iklim (ProKlim), sebuah program nasional yang menekankan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui aksi nyata di tingkat komunitas.

Belajar dari Pot, Belajar dari Keterbatasan

Di tengah deretan pot berisi tanaman padi yang menguning, warga serta perwakilan lintas sektor menyimak bagaimana budidaya padi bisa menjadi solusi ketika lahan semakin terbatas. Konsep ini lahir dari kebutuhan: banyak warga yang tidak memiliki lahan sawah, tetapi tetap ingin berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan keluarga.

Melalui padi dalam pot, masyarakat diajak memahami bahwa mereka tetap bisa menanam, memanen, dan memanfaatkan hasil pertanian meski hanya memiliki halaman kecil di rumah.

Nanam padi itu tidak harus di sawah,” begitu pesan sederhana yang disampaikan para pendamping kegiatan hari itu. Kalimat yang tampak sepele, tetapi menyimpan filosofi besar tentang kreativitas dan kemandirian.

Keterlibatan Banyak Pihak, Sinyal bahwa Desa Sedang Bergerak

Walaupun kegiatannya telah berlalu, gaungnya masih terasa hingga kini. Kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan warga, tetapi juga:

  • Pemerintahan Kecamatan Cimaragas
  • Pemerintahan Desa Cimaragas
  • Koramil
  • Polsek
  • serta unsur masyarakat lainnya

Kehadiran mereka memberi pesan kuat bahwa gerakan kecil seperti ini bukan hal sepele. Ia adalah bagian dari langkah panjang membangun kesadaran lingkungan di tingkat akar rumput.

Antusiasme yang Tidak Sekadar Seremonial

Panen padi dalam pot bukan pertunjukan simbolis. Sebaliknya, kegiatan tersebut diwarnai diskusi, tanya jawab, dan percobaan langsung yang membuat warga merasakan pengalaman bertani dari jarak dekat.

Warga yang sebelumnya tidak pernah menyentuh benih padi, kini mulai memahami:

  • Bagaimana memilih benih yang cocok
  • Cara menyiapkan media tanam
  • Perawatan padi di pot
  • Siklus pertumbuhan hingga masa panen
  • Kelebihan dan kekurangannya dibanding penanaman di sawah

Bagi sebagian masyarakat, pengalaman ini membuka wawasan baru. Ada yang mulai mencoba menanam di rumah, bahkan sekadar satu atau dua pot sebagai eksperimen pribadi.

Antusiasme itu menunjukkan bahwa perubahan tidak selalu harus dimulai dari hal besar. Kadang, cukup dari sebuah pot dan sebatang padi.

Pesan untuk Indonesia: Mulai dari Lahan yang Ada

Dalam kesempatan itu, salah satu perwakilan kegiatan menyampaikan sebuah ajakan yang kini menjadi pengingat bagi warga:

“Yuk mulai menanam di lahan seadanya. Jangan terpaku pada lahan yang luas”.

Pesan ini relevan bukan hanya untuk warga Cimaragas, tetapi juga bagi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia yang menghadapi keterbatasan lahan, perubahan iklim, dan kebutuhan untuk menjaga ketahanan pangan.

Menanam padi dalam pot memang memiliki tantangan tersendiri—mulai dari kebutuhan air yang lebih teratur hingga potensi pertumbuhan yang berbeda dari padi di sawah. Namun manfaat edukatif dan ekonominya tak bisa diabaikan. Metode ini sederhana, murah, dan dapat dilakukan siapa saja.

Gerakan yang Diharapkan Berlanjut

Meski telah berlalu satu bulan, kegiatan panen padi dalam pot di Desa Cimaragas menyisakan harapan. Pemerintah desa berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai program sesaat, melainkan menjadi budaya baru dalam pemanfaatan ruang terbatas dan peningkatan kepedulian lingkungan.

Jika gerakan ini terus digelorakan, bukan tidak mungkin Desa Cimaragas akan menjadi salah satu desa percontohan dalam gerakan pertanian adaptif dan ramah iklim.

Dalam sebuah pot, tersimpan pelajaran bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Dan Desa Cimaragas telah membuktikan hal itu.

Penulis: Abdul Holip Saepuloh Pendamping Lokal Desa Kecamatan Cimaragas

Posting Komentar

0 Komentar